Total Tayangan Halaman

Kamis, 14 April 2011

contoh makalah paragraf


JENIS PARAGRAF

Beberapa penulis seperti Sabarti Akhadiah dan kawan-kawan, Gorys Keraf, Soedjito dan lain-lain membagi paragraf tiga jenis. Kriteria yang mereka gunakan adalah sifat dan tujuan paragraf tersebut. Namun karena pembicaraan tentang letak kalimat utama juga memberikan nama tersendiri bagi setiap paragraf, penulis menjadikan topik letak kalimat utama sebagai salah satu penjenisan paragraf. Berdasarkan hal tersebut, jenis paragraf dibedakan sebagai berikut:

A. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut:
a. Paragraf pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca.
b. Paragraf penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan di susun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penguhunga bergantung pola jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisi, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapakn sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragrag penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.

B. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah sati kriteria penjenisan paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf:
1. Paragraf deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
2. Paragraf induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
3. Paragraf gabungan atau campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
4. Paragraf tanpa kalimat utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di berbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjado bola api membentuk cendawan membumbung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
Sukar sekali untuk mencari sebuah topik dalam paragraf di atas, karena seluruh bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwasannya tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut. 



Jenis paragraf


Jenis paragraf
1. narasi: menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi.
2. deskripsi: menggambarkan suatu kejadian dengan kata­kata yang merangsang
indra agar realistis.
3. eksposisi: menguraikan sesuatu sejelas­jelasnya agar pembaca mudah mengerti
dan jelas.
4. argumentasi: berisi fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya
menegaskan pendapat penulis.
5. persuasi: berisi ajakan untuk merubah pendapat pembaca agar sama dengan
penulis.
Pola pengembangan
1. definisi: menjelaskan sesuatu dengan jelas dengan konjungsi (adalah, ialah, yaitu)
yang tepat agar gampang dimengerti.
2. contoh: memberikan contoh agar mudah dipahami.
3. fungsional: mempunyai kegunaan tertentu untuk sang penulis.
4. kausal: menunjukkan hubungan sebab­akibat dalam suatu kejadian.
5. spasial: menulis yang berhubungan dengan tempat tertentu dan
menggambarkannya.
6. perbandingan: membandingkan sesuatu untuk menemukan perbedaan atau
persamaan.
7. kronologi: mempunyai catatan waktu yang jelas.
Contoh
1. paragraf deduktif­narasi­kronologi
Siang itu matahari bersinar dengan terik, wajar saja mengingat waktu menunjukkan tepat pukul 13.00 siang. Di tengah lapangan tampak dua tim futsal yang tengahbertanding memperebutkan juara satu dan dua SMUKIE CUP 2008. Mereka sudahmelangkah hingga ke babak final. Kedua sekolah itu, SMAK 4 PENABUR dan SMATarakanita 2 memang terkenal atas kepiawaian dalam berlaga bola kaki. Di standpanitia, seorang gadis berambut panjang sedang berbicara, ingin menyampaikanpesan kepada salah satu temannya yang bernomor punggung 77 dari Tarakanita.
"Ada titipan salam nih dari Anit buat tim Tarq, semoga menang yah... Oh ya, buatyang bernomor punggung 77, kenalan dong, ganteng banget deh," demikian panitiaberujar lewat pengeras suara.
Si gadis pun tersenyum ringan, gembira karena pesan jahilnya telah tersampaikan.Ia kemudian menghampiri teman­temannya dari SMAK 1, lalu mengamatipertandingan yang telah berjalan separuh waktu. Tiba­tiba, matanya menangkapsesuatu pada kaos penjaga gawang lawan.
"Hah?" ia kaget hingga tak dapat berucap apa­apa. Rupanya dari tim SMAK 4 jugaada pemain yang bernomor punggung 77. Walau dalam hati ia malu tetapi mukatetap dipasang topeng pede alias percaya diri, sementara teman yang lain tidakkuasa menahan tawa melihat kejadian yang konyol itu.
2. paragraf induktif­deskripsi­fungsional
Ada suatu barang yang benar­benar sedang saya inginkan. Barang itu baru sajadiluncurkan, kira­kira satu bulan yang lalu. Warnanya hitam, mengkilat, dengandesain yang elegan dan keren. Sungguh menarik. Siapapun yang memakainya tentuakan merasa percaya diri dan meningkatkan gengsi. Benda tersebut memiliki banyakfitur yang akan mempermudah gaya hidup metropolitan yang serba sibuk dan instan,seperti 3.5 G, WLAN, kamera berkekuatan 5 megapiksel, kualitas suara yang jernih,serta tentunya memori sebesar 16 GB. Hanya sayang, harganya tergolong mahaluntuk usia SMA. Namun, apa boleh dikata, hati sudah terlanjur suka, apapun akandilakukan demi mendapatkan telepon genggam pujaan hati, termasuk merayu sang
ayah yang sangat menyayangi putri tercintanya ini.
3. paragraf ineratif­eksposisi­definisi
Apa itu biologi? Tentunya banyak orang yang sering bertanya­tanya mengenai
cabang ilmu yang satu ini. Ilmu yang baru didapat mulai SMP ini mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan makhluk hidup, baik manusia maupun hewan dan
tumbuhan. Ternyata, penggolongan organisme dalam biologi tidak sebatas apa yang
diketahui awam selama ini. Kingdom ­istilah untuk kelompok makhluk hidup­ terbagi
atas virus, archaebacteria, eubacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia.
Bingung? Ya memang dalam biologi, sering digunakan bahasa Latin dalam
penulisan dan penamaan. Karena luasnya cabang biologi yang dapat dipelajari,
banyak sekali profesi yang dapat dipilih setelah selesai mempelajari, antara lain
dokter
, ahli botani, peneliti, pembuat obat, bahkan hingga pengembangan teknologi
pangan. Semua dapat dipelajari dalam ilmu yang satu ini.

bentuk paragraf


Bentuk paragraf
1. deduktif: inti paragraf di awal paragraf.
2. induktif: inti paragraf di kalimat terakhir.
3. campuran: inti paragraf di kalimat pertama dan terakhir.
4. ineratif: inti paragraf di tengah­tengah paragraf.